kita keluar dari selimut malam
dengan tangisan dari langit,
untuk segala yang beputar dan hanyut
kita berlari mengharapkan kaki berhenti,
saat mereka berenang telanjang
dalam gelas wiski,
topeng entah ke mana,
berebut buah dada.
kita kutip cebis-cebis mimpi
dalam lopak dan lubang-lubang
di jalan raya,
kita cantum buat mainan
sekadar meraih senyum untuk
kemiskinan yang melimpah bagai bah.
kita senyum esoknya
untuk dunia dan pura-pura
dan dengan segala yang hanya tinggal kata-kata.
No comments:
Post a Comment